S2 itu kaya reinkarnasi dua kali
Siapa sangka momen studi lanjut bisa mengubahku sejauh ini?, si anak pertama cucu pertama ini mendadak punya banyak sosok kakak. Di S2 aku bisa banyak tanya dan cerita dengan mereka tentang pengalaman yang dulu aku pikir cuma dialami orang-orang elit yang tentunya untouchable buat rakyat jelata sepeti ku wkwk. Ternyata mereka (temen-temenku) pernah ngalamin woy, keren banget gak sii!!
Ada yang mendirikan yayasan nirlaba, ada yang tiba-tiba conference internasional, ada yang volunteeran sampe berdampak besar untuk lingkungan masyarakat tempat tinggalnya, ada yang kerjaannya pemetaan sosial keliling Indonesia, ada yang diam-diam nerbitin buku, dan banyak hal hebat lainnya 🥹
Dan kalian tau? Orang-orang hebat itu ada disekitar ku!!! Aarghhh keren banget kan! Kalian tau kan kalau sebenarnya cahaya bulan itu asalnya dari matahari? Yahhh it's me! Akulah si bulan ituu, yang tiap hari selalu excited bangun pagi berangkat ngampus dan terkena sinar dari orang-orang hebat ituu. Eh tapi capek juga ya menahan diri buat gak pake tanda seru di setiap kalimat excited inii wkwk
Itu sebabnya bagiku S2 itu kaya reinkarnasi dua kali, yang pertama kamu lahir dengan ketidaktahuan, yang kedua kamu lahir dengan keingintahuan. Mungkin kali pertama kamu lahir, kamu akan merasa kosong tidak tau apa-apa itu sebabnya setelah itu kamu belajar. Tapiii pada kelahiran kedua, mungkin kamu masih kosong tapi kali ini kamu punya rasa penasaran yang lebih tinggi.
Saat S1 dulu kalau dosen menjelaskan mungkin responnya akan "Wii kerenn" "Ohh gituu". Tapi saat S2 responnya akan lebih kritis lagii, bukan tentang apa yang dijelaskan dosen tapi tentang "bagaimana"
"Kenapa teori A bilang begitu? Memangnya di lapangan seperti itu?" "Bagaimana bisa satu fenomena mempengaruhi fenomena lain?" Dan pertanyaan yang bikin mumet lainnya wkwk
Pantes aja ya menuntut ilmu itu bagian dari jihad, karena sebenarnya yang sedang kita lawan itu adalah kegelapan dan kebodohan yang ada di diri sendiri.
Komentar
Posting Komentar