Pikiranmu jangan terlalu terbuka, nanti otakmu jatuh!!
Mulut bisa dibungkam...
Gerak bisa dilumpuhkan...
Mata bisa dibutakan...
Telinga bisa ditulikan...
Tapi pikiran, tak ada yang bisa membatasinya meski tubuh sudah ditimbun tanah...
Aku benci ini!! lagi-lagi hidup tak memberikan ku pilihan lain, aku dituntut mengikuti standar mainstream kehidupan, bertemu orang-orang yang berbeda setiap hari dengan perbedaan pemikiran. Harusnya aku bahagia bisa dapat ilmu yang berbeda setiap harinya, tapiiiii aku benci ini!! Memikirkan semua perbedaan pemikiran itu membuatku candu, lebih candu dari sekedar minum kopi atau baca chat doi. Siang malam ku mulai tak tenang, memikirkan tentang kebenaran yang masih terngiang-ngiang, apakah aku masih berada di jalur yang benar atau hanya aku yang selalu merasa benar?Atau bagaimana jika kebenaran itu ganda? Aku benar, begitu pula dengan mereka...
Terkadang aku juga iri dengan mereka yang hidup dengan doktrin nya masing-masing, rasanya hidup mereka mudah yaa bisa menerima dan menolak pendapat yang tak sejalan dengan doktrin yang mereka anut. Sebagian dari mereka berpikir mana yang boleh dan tidak boleh, tapi yang aku bingungkan adalah bagaimana dengan sebagian dari mereka yang lain? Yang hidupnya tak mau berpikir? Menerima karena memang seharusnya diterima, menolak karena seharusnya ditolak? Lalu apa fungsinya Allah berikan akal pikiran?
Disisi lain aku juga bingung dengan mereka, yang sibuk diskusi sana-sini, bercanda haha-hihi, membahas isu-isu terkini, bergabung dengan orang-orang yang berasal dari berbagai latar belakang organisasi, aku tahu jika sebagian dari mereka ada untuk berpikir, tapi yang bingungkan adalah sebagian dari mereka yang ada dan bergabung hanya untuk eksistensi?, Menerima apapun yang diberi, tanpa mau menyaringnya kembali? Bagaimana mereka kedepannya jika hanya dijadikan tumbal provokasi?
Sekarang bagiku esensi dari kata open minded yang dulu sudah berubah, bukanlagi bayangan tentang orang-orang cerdas, yang berwawasan luas, sekarang mulai berubah menjadi bayangan tentang orang-orang yang selalu meng-antagoniskan agama, mesti pro LGBT, mendukung sex bebas dan lupa tentang nilai-nilai luhur bangsa. Tapi entahlah,, disisi lain esensi close minded bagiku tetaplah sama mereka bukanlah orang-orang yang punya prinsip, tapi menurutku mereka adalah orang-orang yang malas belajar hal baru, malas baca, dan malas cari tau.
Mereka sering menggunakan kata-kata manis seakan-akan benar seperti "pikiran mu jangan terlalu terbuka, nanti otakmu jatuh!" Benar jika kata-kata itu ditunjukkan bagi mereka yang masih belum bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, baik jika ditunjukkan bagi mereka yang masih labil dan belum punya prinsip, tapi bagi orang yang sudah punya prinsip dengan pemikiran yang sudah matang aku rasa kalimat ini salah! Kenapa? Karena jika memang prinsip nya kuat kenapa dia harus takut dengan dengan ilmu baru? Kenapa tidak membaca dan mencari tau? Jika buruk? Bukankah jika kamu paham maka kamu akan tau bagaimana cara untuk menghindarinya?
Jika kondisi sekarang seperti ini, maka aku memilih untuk tidak menjadi keduanya, ~hahaha bukan juga jadi golongan abu-abu,, maksudku warna di dunia ini bukan cuma dua aja kan? Bukan cuma ada hitam dan putih, ada merah, biru, hijau, kuning dan sebagainya, aku hanya ingin berada di posisi tengah-tengah, bukan karena aku tak punya prinsip tapi karena aku ingin melihat sesuatu dari dua sudut pandang yang berbeda, hingga aku bisa menentukan sikap. Membuka pikiran untuk ilmu yang bermanfaat dan menutup pikiran ku untuk ilmu yang bertentangan dengan prinsip dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia...
Terserah kamu ingin melihat tulisan ku dari sudut pandang yang seperti apa, karena aku adalah aku dengan segala pemikiran ku,,,
Komentar
Posting Komentar