Anak pertama itu bukan Superman
Anak pertama itu gak pernah diajarin caranya minta tolong, apalagi mikirin diri sendiri. Yang diajarin cuma dia harus bisa jadi provide, protect, dan proclaim. Tapi yaa kalaupun aku punya pilihan untuk tidak, maka aku tetap memilih untuk melakukannya. Yang menang selalu naluri, manalah dia tega membiarkan semua berjalan seadanya. Gimanapun keadaannya, anak pertama selalu disuruh memaklumi. Karena orang tuanya juga baru pertama kali jadi orang tua katanya. Tapi bukannya anak pertama juga baru pertama kali hidup ya? Aku tau, beban setiap orang itu beda-beda dan gak harus ada di anak pertama, bisa jadi di anak kedua, ketiga, anak tunggal, atau bahkan bungsu. Sangat egois jika aku menggunakan takaran hidupku untuk mengukur hidup orang lain. So, semoga yang baca ini juga bisa memposisikan diri sebagai aku, dan yang terjadi pada aku. Anak pertama yang nulis ini adalah manusia yang terlalu berlebihan dalam menanggapi perasaannya sendiri. Pikirannya tidak begitu rumit, tapi selalu berisik...